BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agenda pembangunan pendidikan suatu bangsa tidak akan pernah berhenti dan selesai. Ibarat patah tumbuh hilang berganti, selesai memecahkan suatu masalah, muncul masalah lain yang kadang tidak kalah rumitnya. Begitu pula hasil dari sebuah strategi pemecahan masalah pendidikan yang ada, tidak jarang justru mengundang masalah baru yang jauh lebih rumit dari masalah awal. Itulah sebabnya pembangunan bidang pendidikan tidak akan pernah ada batasnya. Selama manusia ada, persoalan pendidikan tidak akan pernah hilang dari wacana suatu bangsa. Oleh karena itu, agenda pembangunan sektor pendidikan selalu ada dan berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat suatu bangsa.
Menyikapi hal tersebut kami pemakalah akan mencoba mengungkapkan seputar pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Pendidikan
2. Pendidikan Sebagai Sistem
C. TUJUAN
1. Mengetahui arti dari pendidikan yang sebenarnya
2. Mengetahui konsep pendidikan sebagai suatu sistem
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik"artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu kata "paid" artinya"anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing "sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pengertian pendidikan dibatasi oleh beberapa batasan :
1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
5. Definisi Pendidikan menurut GBHN
B. Pendidikan Sebagai Sistem
Tujuan sistem pendidikan nasional, manusia Indonesia diharapkan menjadi individu yang mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk secara mandiri meningkatkan taraf hidup lahir batin, dan meningkatkan perannya sebagai pribadi, pegawai / karyawan, warga masyarakat, warga negara, dan mahluk Tuhan.
Pendekatan sistem merupakan suatu cara yang memandang pendidikan secara menyeluruh. Proses Pendidikan adalah proses transformasi atau perubahan kemampuan nyata untuk meningkatkan taraf hidup nyata lahir dan batin. Hasil pendidikan adalah lulusan yang sudah terdidik berdasarkan / mengacu kepada tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Sistem, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan
Menurut Coombs ada 12 subsistem dalam pendidikan yaitu; Tujuan, Murid / Mahasiswa, Manajemen, Stuktur dan jadwal waktu, Materi, Tenaga Pengajar dan pelaksana, Alat bantu belajar, Fasilitas, Teknologi, Kendali mutu, Penelitian, Biaya pendidikan.
Pendidikan Sekolah dan Pendidikan Luar Sekolah; Pendidikan sekolah merupakan proses pendidikan yang diorganisasikan secara maksimal berdasarkan struktur pendidikan, dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, yang menawarkan berbagai macam program studi yang umum maupun program keterampilan khusus. Pendidikan Luar Sekolah merupakan proses pendidikan sepanjang hayat menuju suatu tujuan, melalaui pembinaan dan pengambangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan bersadarkan pengalaman hidup sehari-hari dan dipengaruhi oleh sumber belajar yang ada disuatu lingkungan (orang tua, teman, tetangga, masyarakat, museum, perpustakaan umum,dll)
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Untuk melihat komponen sistem pendidikan, di bawah ini dikemukakan pengandaian Toffler.
Toffler (1970) menganalogikan sekolah dengan sebuah pabrik. Memang sebenarnya usaha pendidikan itu tidak dapat disamakan dengan pabrik. Tetapi jika dilihat dari segi proses mekanismenya, ada persamaan antara keduanya. Misalnya, sebuah pabrik gula yang tujuan didirikannya adalah untuk memproduksi gula. Pabrik tersebut membutuhkan bahan mentah berupa tebu ataupun bahan lainnya. Untuk memproses tebu menjadi gula sebagai keluaran diperluakan mesin-mesin penggilingan beserta perangkat peralatan lainnya (sarana dan prasarana) yang ditangani dan dikelola oleh pekerja, kepala bagian sampai dengan pimpinan pabrik (tenaga). Sudah tentu tenaga tersebut tidah asal bekerja namun sesuai dengan petunjuk-petunjuk, sistematika dan prosedur serta jadwal yang telah ditetapkan program. Di samping itu juga dilakukan pencatatan dan pendataan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan produksi (administrasi).
Sarana dan prasarana, ketenagaan, program dan administrasi yang diperlukan untuk pemrosesan bahan mentah seperti dikemukakan di atas merupakan masukan instrumental (instrumental input).
Dari uraian tersebut terlihat bahwa bahwa komponen-komponen yang menunjang sistem pabrik antara lain:
a. Masukan mentah (raw input)
b. Masukan instrumental (instrumental input)
c. Masukan lingkungan (environmental input)
1. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sistem lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Faktor ekonomi, politik, sosial budaya sebagai komponen masukan lingkungan (environmental input) dari sistem pendidikan. Pada bagian ini komponen-komponen tersebut dilihat sebagai sistem yang berdiri sendiri, sederajat dengan sistem pendidikan.
2. Pemecahan Masalah Pendidikan Secara Sistematik
a. Cara Memandang Sistem
Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sistem ataupun sebaliknya suatu sistem menjadi komponen dari sistem yang lebih besar, tidak lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sistem atau dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.
b. Masalah Berjenjang
Semua masalah satu sama lain saling berkaitan, dalam hubungan:
1) Sebab-akibat
2) Alternatif masalah
3) Latar belakang masalah
c. Analisis Sistem Dalam Pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efisien dan efektif.
Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir secara sistematik artinya kita harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat dalam masalah pendidikan yang akan dipecahkan.
d. Saling Hubungan Antar Komponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhubungan secara fungsional dengan komponen yang lain.
e. Hubungan Sistem Dengan Suprasistem
Sistem pendidikan memproses masukan mentah dengan masukan instrumental sehingga menjadi keluaran yaitu tamatan. Bagaimana wujud keluaran yang dikehendaki menjadi tujuan dari sistem pendidikan. Tujuan ini memberikan arah pada kegiatan sistem yang memproses masukan mentah. Secara operasional tujuan tersebut menentukan isi dari masing-masing komponen instrumental.
3. Keterkaitan Antara Pengajaran dan Pendidikan
Istilah pengajaran dapat dibedakan dari pendidikan, tetapi sulit dipisahkan. Jika dikatakan anak diajar menulis yang baik’ lebih terasa sebagai pengajaran. Tetapi jika anak dikembangkan kegemarannya untuk menulis yang baik’ maka lebih mirip pendidikan.
Jika yang dipersoalkan atau dijadikan tekanan aspek pengetahuan, disebut pengajaran’, dan jika aspek pembentukan sikap menjadi tekanan disebut pendidikan’.
4. Pendidikan Prajabatan (Preservice Education) dan Pendidikan dalam Jabatan (Inservice Education) sebagai Sebuah Sistem
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada orang-orang yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus dan lain-lain.
5. Pendidikan Formal, Non-Formal, dan Informal sebagai Sebuah Sistem
Pendidikan formal (PF) yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku.
Pendidikan Non-Formal (PNF) sebagai mitra pendidikan formal (PF) semakin hari semakin berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat dan ketenagakerjaan.
Pendidikan Informal sebagai suatu fase pendidikan yang berada di samping dan di dalam pendidikan formal dan non-formal sangat menunjang keduanya
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, non-formal dan informal, ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat tergantung kepada sejauh mana ketiga subsistem tersebut berperanan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut, satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya sarana dan prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232,
http//Yaa Mujahid! » Pengertian dan Unsur Pendidikan.htm
http//edu_bright_ Artikel.mht
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agenda pembangunan pendidikan suatu bangsa tidak akan pernah berhenti dan selesai. Ibarat patah tumbuh hilang berganti, selesai memecahkan suatu masalah, muncul masalah lain yang kadang tidak kalah rumitnya. Begitu pula hasil dari sebuah strategi pemecahan masalah pendidikan yang ada, tidak jarang justru mengundang masalah baru yang jauh lebih rumit dari masalah awal. Itulah sebabnya pembangunan bidang pendidikan tidak akan pernah ada batasnya. Selama manusia ada, persoalan pendidikan tidak akan pernah hilang dari wacana suatu bangsa. Oleh karena itu, agenda pembangunan sektor pendidikan selalu ada dan berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat suatu bangsa.
Menyikapi hal tersebut kami pemakalah akan mencoba mengungkapkan seputar pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Pendidikan
2. Pendidikan Sebagai Sistem
C. TUJUAN
1. Mengetahui arti dari pendidikan yang sebenarnya
2. Mengetahui konsep pendidikan sebagai suatu sistem
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik"artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu kata "paid" artinya"anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing "sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pengertian pendidikan dibatasi oleh beberapa batasan :
1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
5. Definisi Pendidikan menurut GBHN
B. Pendidikan Sebagai Sistem
Tujuan sistem pendidikan nasional, manusia Indonesia diharapkan menjadi individu yang mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk secara mandiri meningkatkan taraf hidup lahir batin, dan meningkatkan perannya sebagai pribadi, pegawai / karyawan, warga masyarakat, warga negara, dan mahluk Tuhan.
Pendekatan sistem merupakan suatu cara yang memandang pendidikan secara menyeluruh. Proses Pendidikan adalah proses transformasi atau perubahan kemampuan nyata untuk meningkatkan taraf hidup nyata lahir dan batin. Hasil pendidikan adalah lulusan yang sudah terdidik berdasarkan / mengacu kepada tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Sistem, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan
Menurut Coombs ada 12 subsistem dalam pendidikan yaitu; Tujuan, Murid / Mahasiswa, Manajemen, Stuktur dan jadwal waktu, Materi, Tenaga Pengajar dan pelaksana, Alat bantu belajar, Fasilitas, Teknologi, Kendali mutu, Penelitian, Biaya pendidikan.
Pendidikan Sekolah dan Pendidikan Luar Sekolah; Pendidikan sekolah merupakan proses pendidikan yang diorganisasikan secara maksimal berdasarkan struktur pendidikan, dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, yang menawarkan berbagai macam program studi yang umum maupun program keterampilan khusus. Pendidikan Luar Sekolah merupakan proses pendidikan sepanjang hayat menuju suatu tujuan, melalaui pembinaan dan pengambangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan bersadarkan pengalaman hidup sehari-hari dan dipengaruhi oleh sumber belajar yang ada disuatu lingkungan (orang tua, teman, tetangga, masyarakat, museum, perpustakaan umum,dll)
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Untuk melihat komponen sistem pendidikan, di bawah ini dikemukakan pengandaian Toffler.
Toffler (1970) menganalogikan sekolah dengan sebuah pabrik. Memang sebenarnya usaha pendidikan itu tidak dapat disamakan dengan pabrik. Tetapi jika dilihat dari segi proses mekanismenya, ada persamaan antara keduanya. Misalnya, sebuah pabrik gula yang tujuan didirikannya adalah untuk memproduksi gula. Pabrik tersebut membutuhkan bahan mentah berupa tebu ataupun bahan lainnya. Untuk memproses tebu menjadi gula sebagai keluaran diperluakan mesin-mesin penggilingan beserta perangkat peralatan lainnya (sarana dan prasarana) yang ditangani dan dikelola oleh pekerja, kepala bagian sampai dengan pimpinan pabrik (tenaga). Sudah tentu tenaga tersebut tidah asal bekerja namun sesuai dengan petunjuk-petunjuk, sistematika dan prosedur serta jadwal yang telah ditetapkan program. Di samping itu juga dilakukan pencatatan dan pendataan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan produksi (administrasi).
Sarana dan prasarana, ketenagaan, program dan administrasi yang diperlukan untuk pemrosesan bahan mentah seperti dikemukakan di atas merupakan masukan instrumental (instrumental input).
Dari uraian tersebut terlihat bahwa bahwa komponen-komponen yang menunjang sistem pabrik antara lain:
a. Masukan mentah (raw input)
b. Masukan instrumental (instrumental input)
c. Masukan lingkungan (environmental input)
1. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sistem lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Faktor ekonomi, politik, sosial budaya sebagai komponen masukan lingkungan (environmental input) dari sistem pendidikan. Pada bagian ini komponen-komponen tersebut dilihat sebagai sistem yang berdiri sendiri, sederajat dengan sistem pendidikan.
2. Pemecahan Masalah Pendidikan Secara Sistematik
a. Cara Memandang Sistem
Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sistem ataupun sebaliknya suatu sistem menjadi komponen dari sistem yang lebih besar, tidak lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sistem atau dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.
b. Masalah Berjenjang
Semua masalah satu sama lain saling berkaitan, dalam hubungan:
1) Sebab-akibat
2) Alternatif masalah
3) Latar belakang masalah
c. Analisis Sistem Dalam Pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efisien dan efektif.
Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir secara sistematik artinya kita harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat dalam masalah pendidikan yang akan dipecahkan.
d. Saling Hubungan Antar Komponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhubungan secara fungsional dengan komponen yang lain.
e. Hubungan Sistem Dengan Suprasistem
Sistem pendidikan memproses masukan mentah dengan masukan instrumental sehingga menjadi keluaran yaitu tamatan. Bagaimana wujud keluaran yang dikehendaki menjadi tujuan dari sistem pendidikan. Tujuan ini memberikan arah pada kegiatan sistem yang memproses masukan mentah. Secara operasional tujuan tersebut menentukan isi dari masing-masing komponen instrumental.
3. Keterkaitan Antara Pengajaran dan Pendidikan
Istilah pengajaran dapat dibedakan dari pendidikan, tetapi sulit dipisahkan. Jika dikatakan anak diajar menulis yang baik’ lebih terasa sebagai pengajaran. Tetapi jika anak dikembangkan kegemarannya untuk menulis yang baik’ maka lebih mirip pendidikan.
Jika yang dipersoalkan atau dijadikan tekanan aspek pengetahuan, disebut pengajaran’, dan jika aspek pembentukan sikap menjadi tekanan disebut pendidikan’.
4. Pendidikan Prajabatan (Preservice Education) dan Pendidikan dalam Jabatan (Inservice Education) sebagai Sebuah Sistem
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada orang-orang yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus dan lain-lain.
5. Pendidikan Formal, Non-Formal, dan Informal sebagai Sebuah Sistem
Pendidikan formal (PF) yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku.
Pendidikan Non-Formal (PNF) sebagai mitra pendidikan formal (PF) semakin hari semakin berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat dan ketenagakerjaan.
Pendidikan Informal sebagai suatu fase pendidikan yang berada di samping dan di dalam pendidikan formal dan non-formal sangat menunjang keduanya
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, non-formal dan informal, ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat tergantung kepada sejauh mana ketiga subsistem tersebut berperanan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut, satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya sarana dan prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232,
http//Yaa Mujahid! » Pengertian dan Unsur Pendidikan.htm
http//edu_bright_ Artikel.mht
Tidak ada komentar:
Posting Komentar