Sesuatu yang kita sebut ‘nasib’ itu bukanlah sebuah keadaan yang permanen.
Ia sangat lentur, luwes, dan reaktif. Dan ia berespon kepada kualitas sikap dan tindakan-tindakan kita tanpa menyumbangkan pendapatnya sendiri.
Ia sangat menuruti perintah kita, yang dibaca dan dimengertinya dari kesungguhan upaya kita.
Nasib menjadi sebagaimana kita menjadikannya.
Maka bekerjalah dengan cara dan kesungguhan yang menjadikan Anda pantas untuk hidup dalam keadaan yang lebih baik, yang menjadikan Anda disebut bernasib baik.
Semoga Tuhan selalu mendampingi perjalanan naik Anda menuju sebaik-baiknya nasib.
Aamiin
Nasib itu tidak permanen

Tidak ada komentar:
Posting Komentar