ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4



BAB I
PEMBAHASAN

A.    latar belakang
Para ilmuan-ilmuan yang terkemuka memberikan definisi tentang Filsafat ilmu yang beragam. Namun masing-masing dari definisi mereka berbeda akan tetapi tidak bertentangan, bahkan saling mengisi dan saling melengkapi. Dan terdapat kesamaan yang saling mempertalikan semua definisi itu. Hal tersebut baik untuk menambah wawasan kita karena dengan mengetahui pengertian dari para ilmuan-ilmuan sebalum kita, kita banyak belajar dari sana. 
Selain definisi Filsafat Ilmu kitapun harus mengetahui obyek formal dan obyek material filsafat ilmu, problema filsafat ilmu, fungsi dan manfaat filsafat ilmu yang mana merupakan pengetahuan yang berma’na bagi kita semua.
B.     rumusan masalah
1.         Apa pengertian atau definisi filsafat ilmu itu ?
2.         Bagaimana obyrk material dan obyek formal filsafat ilmu itu ?
3.         Apa problema filsafat ilmu itu ?
4.         Apa fungsi dan manfaat filsafat ilmu itu ?
C.    tujuan
1.         Untuk mengetahui dan memahami pengertian atau definisi filsafat ilmu
2.         Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana obyrk material dan obyek formal filsafat ilmu
3.         Untuk mengetahui dan memahami problema filsafat ilmu
4.         Untuk mengetahui dan memahami fungsi dan manfaat filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi Filsafat Ilmu
Rosenberg menulis “ Philosophy deals with two sets of questions: First, the questions that science – physical, biological, social, behavioral –. Second, the questions about why the sciences cannot answer the first lot of questions”.[1] Dikatakan bahwa  filsafat dibagi  dalam dua buah pertanyaan utama, pertanyaan pertama adalah persoalan tentang ilmu (fisika,biologi, social dan budaya) dan yang kedua adalah persoalan tentang duduk perkara ilmu  yang itu tidak terjawab pada persoalan yang pertama. Dari narasi ini ada dua buah konsep filsafat yang senantiasa dipertanyakan yakni tentang apa dan bagaimana. Apa itu ilmu dan bagaimana ilmu itu disusun dan dikembangkan. Ini hal sangat mendasar dalam kajian dan diskusi ilmiah dan ilmu pengetahuan pada umumnya.yang satu terjawab oleh filsafat dan yang kedua dijawab oleh kajian filsafat ilmu.
Beberapa penjelasan mengenai filsafat tentang pengetahuan.  Dipertanyakanlah hal-hal misalnya : Apa itu pengetahuan?  Dari mana asalnya?  Apa ada kepastian dalam pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau dugaan belaka? Teori pengetahuan menjadi inti diskusi, apa hakekat pengetahuan, apa unsur-unsur pembentuk pengetahuan, bagaimana menyusun dan mengelompokkan pengetahuan, apa batas-batas pengetahuan, dan juga apa saja yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan.[2] Disinilah filsafat ilmu memfokuskan kajian dan telaahnya.  Yakni pada sebuah kerangka konseptual yang menyangkut  sebuah system pengetahuan yang di dalamnya terdapat  hubungan relasional antara, pengetahu /yang mengetahui (the Knower) dan yang  terketahui /yang diketahui (the known) dan juga antara pengamat (the observer)  dengan yang diamati (the observed).[3]
Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif  terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan integrative yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru.
Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam  sejumlah literatur kajian Filsafat Ilmu.[4]
·      Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
·      Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
·      Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)
·      Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)
·      May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
·      Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan
·      Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Dari paparan pendapat para pakar dapat disimpulkan  bahwa pengertian filsafat ilmu itu mengandung konsepsi dasar yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1)      sikap kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah
2)      sikap sitematis berpangkal pada metode ilmiah
3)      sikap analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah
4)      sikap konsisten dalam bangunan teori serta tindakan  ilmiah
Selanjutnya John Losee dalam bukunya yang berjudul,A Historical Introduction to the Philosophy of Science, Fourth edition,  mengungkapkan bahwa :  The philosopher of science seeks answers to such questions as:
·      What characteristics distinguish scientific inquiry from other types of investigation?
·      What procedures should scientists follow in investigating nature?
·      What conditions must be satisfied for a scientific explanation to be correct?
·      What is the cognitive status of scientific laws and principles?[5]

Dari ungkapan tersebut terdapat sebuah konsep bahwa tugas dari pemikir filsafat ilmu itu  untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan persoalan yang menyangkut: pertama, apa yang menjadi perbedaaan ilmiah karakteristik type masing – masing ilmu ntara satu ilmu dengan ilmu lainnya  melalu penelitian. Kedua  Prosedur apa yang harus dilakukan secara ilmiah dalam melakukan penelitian atas kenyataan yang terjadi di alam?, Ketiga apa yang  mestinya  dilakukan dalam mendapatkan penjelasan ilmiah  untuk melakukan penelitian dan eksperimen itu ? Dan keempat  apakah teori itu dapat diambil sebagai konsep dan prinsip-prinsip ilmiah?.
Sehingga sketsa filsafat ilmu dapat di gambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:[6]
Level
Disciplin
Subject-matter
2
Philosophy of Science
Analysis of the Procedures and Logic of Scientific Explanation
1
Science
Explanation of Facts
0

Facts
Dengan memperhatikan tabel diatas secara jelas ditampilkan bahwa filsafat ilmu menempati level ke-2 sedangkan ilmu (science) pada level pertama dan semuanya pada satu pangkal pokok yakni fakta (kenyataan) menjadi basis utama bangunan segala disiplin ilmu. Kalau ilmu itu menjelaskan Fakta sementara filsafat ilmu itu subyek materinya adalah menganalisa prosedur-prosedur logis dari ilmu (Analysis of the Procedures and Logic of Scientific Explanation).
B.  Obyek Material dan Obyek Formal Filsafat Ilmu
Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal.  Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan. Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.[7]
Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat ilmu.
Filsafat berangkat dari pengalaman konkret manusia dalam dunianya.  Pengalaman manusia yang sungguh kaya dengan segala sesuatu yang tersirat ingin dinyatakan secara tersurat. Dalam proses itu intuisi  (merupakan hal yang ada dalam setiap pengalaman) menjadi basis bagi proses abstraksi, sehingga yang tersirat dapat diungkapkan menjadi tersurat.
Dalam filsafat, ada filsafat pengetahuan. "Segala manusia ingin mengetahui", itu kalimat pertama Aristoteles dalam Metaphysica. Obyek materialnya adalah gejala "manusia tahu".  Tugas filsafat ini adalah menyoroti gejala itu berdasarkan sebab-musabab pertamanya. Filsafat menggali "kebenaran" (versus "kepalsuan"), "kepastian" (versus "ketidakpastian"), "obyektivitas" (versus "subyektivitas"), "abstraksi", "intuisi", dari mana asal pengetahuan dan kemana arah pengetahuan.   Pada gilirannya gejala ilmu-ilmu pengetahuan menjadi obyek material juga, dan kegiatan berfikir itu (sejauh dilakukan menurut sebab-musabab pertama) menghasilkan filsafat ilmu pengetahuan.  Kekhususan gejala ilmu pengetahuan terhadap gejala pengetahuan dicermati dengan teliti.  Kekhususan itu terletak dalam cara kerja atau metode yang terdapat dalam ilmu-ilmu pengetahuan.
Jadi, dapat dikatakan bahwa Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Yang menyangkut asal usul, struktur, metode,  dan validitas ilmu[8]. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.
C.  Problema Filsafat Ilmu
Problem filsafat Ilmu dibicarakan sejajar dengan diskusi yang berkaitan dengan landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Untuk Telaah tentang problema substansi Filsafat Ilmu,  yaitu substansi yang berkenaan dengan: (1) fakta atau kenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan (4) logika inferensi.[9]
Permasalahan atau problema  filsafat ilmu  mancakup ; pertama Problem  ontologi ilmu;  perkembangan  dan kebenaran ilmu  sesungguhnya  bertumpu  pada  landasan  ontologis  (‘apa  yang  terjadi’ - eksistensi  suatu  entitas) Kedua, Problem  epistemologi;  adalah  bahasan  tentang  asal  muasal,  sifat  alami,  batasan (konsep),  asumsi,  landasan berfikir,  validitas,  reliabilitas  sampai  soal  kebenaran  (bagaimana  ilmu  diturunkan  - metoda  untuk  menghasilkan  kebenaran) Ketiga, Problem  aksiologi;  implikasi  etis,  aspek  estetis,  pemaparan  serta  penafsiran  mengenai  peranan (manfaat)  ilmu  dalam  peradaban  manusia. Ketiganya digunakan  sebagai  landasan  penelaahan ilmu[10]
D.  Fungsi dan Manfaat Filsafat Ilmu
Cara kerja filsafat ilmu  memiliki pola dan model-model yang spesifik dalam menggali dan meneliti dalam menggali pengetahuan  melalui sebab musabab pertama dari gejala ilmu pengetahuan. Di dalamnya mencakup paham tentang kepastian , kebenaran, dan obyektifitas. Cara kerjanya bertitik tolak pada gejala – gejala  pengetahuan mengadakan reduksi ke arah intuisi para ilmuwan, sehingga kegiatan ilmu – ilmu itu dapat dimengerti sesuai dengan kekhasannya masing-masing [11] disinilah akhirnya kita dapat mengerti fungsi dari  filsafat ilmu.
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
·      Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
·      Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
·      Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
·      Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
·      Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.
Jadi, Fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana. Manfaat lain mengkaji filsafat ilmu adalah
   Tidak terjebak dalam bahaya arogansi intelektual
   Kritis terhadap aktivitas ilmu/keilmuan
   Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus-menerus sehingga ilmuwan tetap bermain dalam koridor yang benar (metode dan struktur ilmu)
   Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis-rasional
   Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid
   Berpikir sintetis-aplikatif (lintas ilmu-kontesktual)


PENUTUP

A.     KESIMPULAN           
1.      Pengertian Filsafat Ilmu
·         Merupakan  cabang  dari  filsafat  yang  secara  sistematis  menelaah sifat dasar  ilmu, khususnya mengenai metoda, konsep- konsep, dan praanggapan-pra-anggapannya, serta letaknya dalam  kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual.
·         filsafat ilmu  pada  dasarnya  adalah  ilmu  yang  berbicara  tentang  ilmu pengetahuan  (science  of  sciences)  yang  kedudukannya  di  atas ilmu lainnya. Dalam menyelesaikan kajiannya pada konsep ontologis.  ,secara  epistemologis dan   tinjauan  ilmu  secara aksiologis.
2.      Karakteristik filsafat ilmu
·         Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat.
·         Filsafat  ilmu  berusaha menelaah  ilmu  secara  filosofis  dari berbagai  sudut  pandang dengan sikap kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah, sitematis berpangkal pada metode ilmiah , analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah  dan sikap konsisten dalam membangun teori serta tindakan  ilmiah
3.      Objek filsafat ilmu
·         Objek material filsafat ilmu adalah ilmu dengan segala gejalanya manusia untuk tahu.
·         Objek  formal  filsafat  ilmu adalah  ilmu atas dasar  tinjauan  filosofis,  yaitu secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis dengan berbagai gejala dan upaya pendekatannya.  
4.      Manfaat mempelajari filsafat ilmu
·         Semakin kritis  dalam  sikap  ilmiah dan aktivitas ilmu/keilmuan
·         Menambah pemahaman  yang  utuh  mengenai  ilmu  dan mampu menggunakan  pengetahuan  tersebut  sebagai  landasan  dalam  proses  pembelajaran  dan  penelitian  ilmiah.
·         Memecahkan  masalah dan  menganalisis berbagai  hal  yang  berhubungan  dengan masalah  yang  dihadapi. 
·         Tidak terjebak dalam bahaya arogansi intelektual
·         Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus-menerus sehingga ilmuwan tetap bermain dalam koridor yang benar (metode dan struktur ilmu)
·         Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis-rasional
·         Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid
·         Berpikir sintetis-aplikatif (lintas ilmu-kontesktual)
DAftar Pustaka

Ahmad Charis,Z, Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia;Kajian Filsafat Ilmu, Yogyakarta:LESFI,2002
Ahmad Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum, Bandung; Pustaka Setia , 1997
Alex Rosenberg,Philosophy of Science  A contemporary Iintroduction, New york; Routledge,2010
Amsal bakhtiar , FIlsafat ilmu  ,Jakart;Raja Grafindo, 2006
Anthony Preus, Historical Dictionary of Ancient Greek Philosophy, The Scarecrow Press, Inc. Lanham, Maryland • Toronto • Plymouth, UK, 2007
Al Qur’an dan Terjemahannya ,Jakarta: Depag, 1974
C. Verhaak dkk, FIlsafat Ilmu Pengetahuan,Jakarta; Gramedia, 1995
Hamdani Ihsan & Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka setia, Bandung, 2007
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Jakarta; UIP,985
JB. Blikolong,FILSAFAT ILMU SEBUAH PENGANTAR;Seri diktat kuliah Universitas Gunadarma Jakarta, …
Jerome R.Ravertz , Filsafat Ilmu;sejarah dan ruang  lingkup bahasan, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2004
John Losee,A Historical Introduction to the Philosophy of Science, Fourth edition, London;OXFORD UNIVERSITY PRESS,….
Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu ;sebuah pengantar popular, Jakarta;Pustaka Sinar Harapan , 2001
Juraid Abdul Latif,M.Hum, Manusia Filsafar dan Sejarah,Jakart;Bumi Aksara, 2006
Lokisno CW, Pengantar Filsafat, Bahan Presentasi kuliah filsafat ilmu di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya,..
M.Solihin,M.Ag, Perkembangan Pemikiran  Filsafat dari Klasik Hingga Modern,Bandung;Pustaka Setia, 2007
Made Pramono, S.S., M.Hum.Filsafat Ilmu,  Bahan Presentasi kuliah Pascasarjana UNESA.
Mohammad  Adib, Filsafat Ilmu;ontologi,Epistemologi, Aksiologi, dan logika Ilmu Pengetahuan Yogyakarta;Pustaka Pelajar,2010
Muhdhor Achmad, Ilmu dan Keingintahuan , Bandung; Trigendakarya,1994
Prasetyo , Flsafat Pendidikan,Bandung ;Pustaka Setia, 2002
Stathis Psillos and Martin Curd,Introduction;Histirical and philosophical Context , Canada: Routledge, 2008




[1]Alex Rosenberg,Philosophy of Science  A contemporary Iintroduction,(New york; Routledge,2010) 4
[2] Muhdhor Achmad, Ilmu dan Keingintahuan( Bandung; Trigendakarya,1994), 61-85
[3] Jerome R.Ravertz , Filsafat Ilmu;sejarah dan ruang  lingkup bahasan, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2004), 86
[4] Lokisno CW, Pengantar Filsafat, Bahan Presentasi kuliah filsafat ilmu di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya,
[5] John Losee,A Historical Introduction to the Philosophy of Science, Fourth edition, (London;OXFORD UNIVERSITY PRESS,….) .2
[6] ibid
[7] Mohammad  Adib,Filsafat Ilmu;ontologi,Epistemologi, Aksiologi, dan logika Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta;Pustaka Pelajar,2010) 53
[8] JB. Blikolong, FILSAFAT ILMU SEBUAH PENGANTAR, (Seri diktat kuliah) Universitas Gunadarma Jakarta, ….., Hal. 7
[9] Lukkisno CW, Pengantar Filsafat Ilmu, Bahan Presentasi  kuliah Filsafat di Fak.Ushuluddin, Bandingkan dengan buku Tahu dan Pengetahuan karangan Jujun S. Suriasumantri penerbit OBOR Jakarta.
[10] Made Pramono, S.S., M.Hum. Filsafat Ilmu,Bahan Presentasi kuliah Pascasarjana UNESA.
[11]  C. Verhaak dkk, FIlsafat Ilmu Pengetahuan,(Jakarta; Gramedia, 1995) 107-108

About Admin

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

3 komentar:

Anonim mengatakan...

izin sedot yach gan,....

Unknown mengatakan...

izin copy ya

Unknown mengatakan...

izin copy ya


Top