PEMBAHASAN
A. latar
belakang
Para ilmuan-ilmuan yang terkemuka
memberikan definisi tentang Filsafat ilmu yang beragam. Namun masing-masing dari definisi mereka berbeda akan tetapi
tidak bertentangan, bahkan saling mengisi dan saling melengkapi. Dan terdapat
kesamaan yang saling mempertalikan semua definisi itu. Hal tersebut baik untuk
menambah wawasan kita karena dengan mengetahui pengertian dari para
ilmuan-ilmuan sebalum kita, kita banyak belajar dari sana.
Selain definisi Filsafat Ilmu kitapun harus mengetahui obyek formal dan
obyek material filsafat ilmu, problema filsafat ilmu, fungsi dan manfaat
filsafat ilmu yang mana merupakan pengetahuan yang berma’na bagi kita semua.
B. rumusan
masalah
1.
Apa
pengertian atau definisi filsafat ilmu itu ?
2.
Bagaimana
obyrk material dan obyek formal filsafat ilmu itu ?
3.
Apa
problema filsafat ilmu itu ?
4.
Apa fungsi
dan manfaat filsafat ilmu itu ?
C. tujuan
1.
Untuk mengetahui dan memahami pengertian atau
definisi filsafat ilmu
2.
Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana obyrk
material dan obyek formal filsafat ilmu
3.
Untuk mengetahui dan memahami problema filsafat
ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Filsafat Ilmu
Rosenberg menulis “ Philosophy deals
with two sets of questions: First, the questions that science – physical,
biological, social, behavioral –. Second, the questions about why the sciences
cannot answer the first lot of questions”.[1] Dikatakan bahwa filsafat dibagi dalam dua buah pertanyaan utama, pertanyaan
pertama adalah persoalan tentang ilmu (fisika,biologi, social dan budaya) dan
yang kedua adalah persoalan tentang duduk perkara ilmu yang itu tidak terjawab pada persoalan yang
pertama. Dari narasi ini ada dua buah konsep filsafat yang senantiasa
dipertanyakan yakni tentang apa dan bagaimana. Apa itu ilmu dan bagaimana ilmu
itu disusun dan dikembangkan. Ini hal sangat mendasar dalam kajian dan diskusi
ilmiah dan ilmu pengetahuan pada umumnya.yang satu terjawab oleh filsafat dan
yang kedua dijawab oleh kajian filsafat ilmu.
Beberapa penjelasan mengenai filsafat
tentang pengetahuan.
Dipertanyakanlah hal-hal misalnya : Apa itu pengetahuan? Dari mana asalnya? Apa ada kepastian dalam pengetahuan, atau
semua hanya hipotesis atau dugaan belaka? Teori pengetahuan menjadi inti
diskusi, apa hakekat pengetahuan, apa unsur-unsur pembentuk pengetahuan,
bagaimana menyusun dan mengelompokkan pengetahuan, apa batas-batas pengetahuan,
dan juga apa saja yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan.[2] Disinilah filsafat ilmu
memfokuskan kajian dan telaahnya. Yakni
pada sebuah kerangka konseptual yang menyangkut
sebuah system pengetahuan yang di dalamnya terdapat hubungan relasional antara, pengetahu /yang
mengetahui (the Knower) dan yang terketahui /yang diketahui (the known) dan juga antara pengamat (the observer) dengan yang diamati (the observed).[3]
Pengertian-pengertian tentang
filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan
ilmiah. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang
menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan integrative yang
eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan
saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Filsafat ilmu merupakan penerusan
pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan
zaman dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan
baru.
Untuk memahami arti dan makna
filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa
ahli yang terangkum dalam sejumlah
literatur kajian Filsafat Ilmu.[4]
·
Robert Ackerman “philosophy of
science in one aspect as a critique of current scientific opinions by
comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not
a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu
dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah
dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan
dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu
kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
·
Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of
scientific thinking and tries to determine the value and significance of
scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai
suatu keseluruhan)
·
Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the
nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions,
and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan
filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya
metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya
dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)
·
Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the
relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang
logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan
dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)
·
May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral
analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral
secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan –
landasan ilmu.
·
Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do
for science what philosophy in general does for the whole of human experience.
Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories
about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action;
on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground
for belief or action, including its own theories, with a view to the
elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu
bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya
melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal :
di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan
menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain
pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai
suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri,
dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan
·
Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to
elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry
observational procedures, patens of argument, methods of representation and
calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the
grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical
methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba
pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan
ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode
penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan
seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari
sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Dari paparan pendapat para pakar
dapat disimpulkan bahwa pengertian
filsafat ilmu itu mengandung konsepsi dasar yang mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1)
sikap kritis dan evaluatif terhadap
kriteria-kriteria ilmiah
2)
sikap sitematis berpangkal pada
metode ilmiah
3)
sikap analisis obyektif, etis dan
falsafi atas landasan ilmiah
4)
sikap konsisten dalam bangunan teori
serta tindakan ilmiah
Selanjutnya John Losee dalam bukunya
yang berjudul,A Historical Introduction to the Philosophy of Science, Fourth
edition, mengungkapkan bahwa : The philosopher of science seeks answers to
such questions as:
·
What characteristics distinguish
scientific inquiry from other types of investigation?
·
What procedures should scientists
follow in investigating nature?
·
What conditions must be satisfied for
a scientific explanation to be correct?
Dari ungkapan tersebut terdapat
sebuah konsep bahwa tugas dari pemikir filsafat ilmu itu untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan
persoalan yang menyangkut: pertama, apa yang menjadi perbedaaan ilmiah
karakteristik type masing – masing ilmu ntara satu ilmu dengan ilmu
lainnya melalu penelitian. Kedua Prosedur apa yang harus dilakukan secara
ilmiah dalam melakukan penelitian atas kenyataan yang terjadi di alam?, Ketiga
apa yang mestinya dilakukan dalam mendapatkan penjelasan
ilmiah untuk melakukan penelitian dan
eksperimen itu ? Dan keempat apakah
teori itu dapat diambil sebagai konsep dan prinsip-prinsip ilmiah?.
Level
|
Disciplin
|
Subject-matter
|
2
|
Philosophy of Science
|
Analysis of the Procedures and Logic
of Scientific Explanation
|
1
|
Science
|
Explanation of Facts
|
0
|
Facts
|
Dengan memperhatikan tabel diatas
secara jelas ditampilkan bahwa filsafat ilmu menempati level ke-2 sedangkan
ilmu (science) pada level pertama dan
semuanya pada satu pangkal pokok yakni fakta (kenyataan) menjadi basis utama
bangunan segala disiplin ilmu. Kalau ilmu itu menjelaskan Fakta sementara
filsafat ilmu itu subyek materinya adalah menganalisa prosedur-prosedur logis
dari ilmu (Analysis of the Procedures and Logic of Scientific Explanation).
B.
Obyek Material dan Obyek Formal Filsafat Ilmu
Ilmu filsafat memiliki obyek material
dan obyek formal. Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan
(materi) pembicaraan. Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran
menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek
material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan
ilmiah (scientific knowledge)
pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah
tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.[7]
Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek
material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang
kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat ilmu.
Filsafat berangkat dari pengalaman
konkret manusia dalam dunianya. Pengalaman
manusia yang sungguh kaya dengan segala sesuatu yang tersirat ingin dinyatakan
secara tersurat. Dalam proses itu intuisi
(merupakan hal yang ada dalam setiap pengalaman) menjadi basis bagi
proses abstraksi, sehingga yang tersirat dapat diungkapkan menjadi tersurat.
Dalam filsafat, ada filsafat
pengetahuan. "Segala manusia ingin mengetahui", itu kalimat pertama
Aristoteles dalam Metaphysica. Obyek materialnya adalah gejala "manusia
tahu". Tugas filsafat ini adalah
menyoroti gejala itu berdasarkan sebab-musabab pertamanya. Filsafat menggali
"kebenaran" (versus "kepalsuan"), "kepastian"
(versus "ketidakpastian"), "obyektivitas" (versus
"subyektivitas"), "abstraksi", "intuisi", dari
mana asal pengetahuan dan kemana arah pengetahuan. Pada gilirannya gejala ilmu-ilmu pengetahuan
menjadi obyek material juga, dan kegiatan berfikir itu (sejauh dilakukan
menurut sebab-musabab pertama) menghasilkan filsafat ilmu pengetahuan. Kekhususan gejala ilmu pengetahuan terhadap
gejala pengetahuan dicermati dengan teliti.
Kekhususan itu terletak dalam cara kerja atau metode yang terdapat dalam
ilmu-ilmu pengetahuan.
Jadi, dapat dikatakan bahwa Objek
formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.
Yang menyangkut asal usul, struktur, metode,
dan validitas ilmu[8]. Objek formal filsafat
ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih
menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa
hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa
fungsi ilmu itu bagi manusia.
C.
Problema Filsafat Ilmu
Problem filsafat Ilmu dibicarakan
sejajar dengan diskusi yang berkaitan dengan landasan pengembangan ilmu
pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Untuk Telaah
tentang problema substansi Filsafat Ilmu,
yaitu substansi yang berkenaan dengan: (1) fakta atau kenyataan, (2)
kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan (4) logika inferensi.[9]
Permasalahan atau problema filsafat ilmu
mancakup ; pertama Problem
ontologi ilmu; perkembangan dan kebenaran ilmu sesungguhnya
bertumpu pada landasan
ontologis (‘apa yang
terjadi’ - eksistensi suatu entitas) Kedua,
Problem epistemologi; adalah
bahasan tentang asal
muasal, sifat alami,
batasan (konsep), asumsi, landasan berfikir, validitas,
reliabilitas sampai soal
kebenaran (bagaimana ilmu
diturunkan - metoda untuk
menghasilkan kebenaran) Ketiga, Problem aksiologi;
implikasi etis, aspek
estetis, pemaparan serta
penafsiran mengenai peranan (manfaat) ilmu
dalam peradaban manusia. Ketiganya digunakan
sebagai landasan penelaahan ilmu[10]
D.
Fungsi dan Manfaat Filsafat Ilmu
Cara kerja filsafat ilmu memiliki pola dan model-model yang spesifik
dalam menggali dan meneliti dalam menggali pengetahuan melalui sebab musabab pertama dari gejala
ilmu pengetahuan. Di dalamnya mencakup paham tentang kepastian , kebenaran, dan
obyektifitas. Cara kerjanya bertitik tolak pada gejala – gejala pengetahuan mengadakan reduksi ke arah intuisi
para ilmuwan, sehingga kegiatan ilmu – ilmu itu dapat dimengerti sesuai dengan
kekhasannya masing-masing [11]
disinilah akhirnya kita dapat mengerti fungsi dari filsafat ilmu.
Filsafat ilmu merupakan salah satu
cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa
dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
·
Sebagai alat mencari kebenaran dari
segala fenomena yang ada.
·
Mempertahankan, menunjang dan melawan
atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
·
Memberikan pengertian tentang cara
hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
·
Memberikan ajaran tentang moral dan
etika yang berguna dalam kehidupan
·
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman
untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi,
politik, hukum dan sebagainya.
Jadi, Fungsi filsafat ilmu adalah
untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori
sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu:
sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi
normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation
yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
Manfaat lain mengkaji filsafat ilmu adalah
•
Tidak terjebak dalam bahaya arogansi
intelektual
•
Kritis terhadap aktivitas
ilmu/keilmuan
•
Merefleksikan, menguji, mengkritik
asumsi dan metode ilmu terus-menerus sehingga ilmuwan tetap bermain dalam
koridor yang benar (metode dan struktur ilmu)
•
Mempertanggungjawabkan metode
keilmuan secara logis-rasional
•
Memecahkan masalah keilmuan secara
cerdas dan valid
•
Berpikir sintetis-aplikatif (lintas
ilmu-kontesktual)
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian
Filsafat Ilmu
·
Merupakan cabang
dari filsafat yang
secara sistematis menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mengenai metoda, konsep-
konsep, dan praanggapan-pra-anggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan
intelektual.
·
filsafat ilmu pada
dasarnya adalah ilmu
yang berbicara tentang
ilmu pengetahuan (science of
sciences) yang kedudukannya
di atas ilmu lainnya. Dalam menyelesaikan
kajiannya pada konsep ontologis.
,secara epistemologis dan tinjauan
ilmu secara aksiologis.
2. Karakteristik
filsafat ilmu
·
Filsafat ilmu merupakan cabang dari
filsafat.
·
Filsafat ilmu
berusaha menelaah ilmu secara
filosofis dari berbagai sudut
pandang dengan sikap kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria
ilmiah, sitematis berpangkal pada metode ilmiah , analisis obyektif, etis dan
falsafi atas landasan ilmiah dan sikap
konsisten dalam membangun teori serta tindakan
ilmiah
3. Objek
filsafat ilmu
·
Objek material filsafat ilmu adalah
ilmu dengan segala gejalanya manusia untuk tahu.
·
Objek
formal filsafat ilmu adalah
ilmu atas dasar tinjauan filosofis,
yaitu secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis dengan berbagai
gejala dan upaya pendekatannya.
4. Manfaat
mempelajari filsafat ilmu
·
Semakin kritis dalam
sikap ilmiah dan aktivitas
ilmu/keilmuan
·
Menambah pemahaman yang
utuh mengenai ilmu
dan mampu menggunakan
pengetahuan tersebut sebagai
landasan dalam proses
pembelajaran dan penelitian
ilmiah.
·
Memecahkan masalah dan
menganalisis berbagai hal yang
berhubungan dengan masalah yang
dihadapi.
·
Tidak terjebak dalam bahaya arogansi
intelektual
·
Merefleksikan, menguji, mengkritik
asumsi dan metode ilmu terus-menerus sehingga ilmuwan tetap bermain dalam
koridor yang benar (metode dan struktur ilmu)
·
Mempertanggungjawabkan metode
keilmuan secara logis-rasional
·
Memecahkan masalah keilmuan secara
cerdas dan valid
·
Berpikir sintetis-aplikatif (lintas
ilmu-kontesktual)
DAftar Pustaka
Ahmad Charis,Z, Dimensi Etik dan Asketik
Ilmu Pengetahuan Manusia;Kajian Filsafat Ilmu, Yogyakarta:LESFI,2002
Ahmad Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum,
Bandung; Pustaka Setia , 1997
Alex Rosenberg,Philosophy of Science A contemporary Iintroduction, New york;
Routledge,2010
Amsal bakhtiar , FIlsafat ilmu ,Jakart;Raja Grafindo, 2006
Anthony Preus, Historical Dictionary of
Ancient Greek Philosophy, The Scarecrow Press, Inc. Lanham, Maryland • Toronto • Plymouth, UK, 2007
Al Qur’an dan
Terjemahannya ,Jakarta: Depag, 1974
C. Verhaak dkk, FIlsafat Ilmu Pengetahuan,Jakarta;
Gramedia, 1995
Hamdani Ihsan & Fuad
Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka setia, Bandung, 2007
Harun Nasution, Islam
ditinjau dari berbagai aspeknya, Jakarta; UIP,985
JB. Blikolong,FILSAFAT
ILMU SEBUAH PENGANTAR;Seri diktat kuliah Universitas Gunadarma
Jakarta, …
Jerome R.Ravertz , Filsafat
Ilmu;sejarah dan ruang lingkup bahasan, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2004
John Losee,A Historical Introduction to the
Philosophy of Science, Fourth edition, London;OXFORD UNIVERSITY PRESS,….
Jujun S.Suriasumantri, Filsafat
Ilmu ;sebuah pengantar popular, Jakarta;Pustaka Sinar
Harapan , 2001
Juraid Abdul Latif,M.Hum, Manusia
Filsafar dan Sejarah,Jakart;Bumi Aksara, 2006
Lokisno CW, Pengantar
Filsafat, Bahan Presentasi kuliah filsafat ilmu di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya,..
M.Solihin,M.Ag, Perkembangan
Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga
Modern,Bandung;Pustaka Setia,
2007
Made Pramono, S.S., M.Hum.Filsafat
Ilmu, Bahan Presentasi kuliah
Pascasarjana UNESA.
Mohammad Adib, Filsafat Ilmu;ontologi,Epistemologi, Aksiologi, dan logika
Ilmu Pengetahuan Yogyakarta;Pustaka
Pelajar,2010
Muhdhor Achmad, Ilmu dan Keingintahuan , Bandung; Trigendakarya,1994
Prasetyo , Flsafat
Pendidikan,Bandung ;Pustaka Setia, 2002
Stathis Psillos and Martin Curd,Introduction;Histirical and philosophical Context ,
Canada: Routledge, 2008
[1]Alex
Rosenberg,Philosophy of Science A
contemporary Iintroduction,(New york; Routledge,2010) 4
[2] Muhdhor
Achmad, Ilmu dan Keingintahuan( Bandung; Trigendakarya,1994), 61-85
[3] Jerome
R.Ravertz , Filsafat Ilmu;sejarah dan ruang
lingkup bahasan, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2004), 86
[4] Lokisno
CW, Pengantar Filsafat, Bahan
Presentasi kuliah filsafat ilmu di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya,
[5] John
Losee,A Historical Introduction to the Philosophy of Science, Fourth
edition, (London;OXFORD UNIVERSITY PRESS,….) .2
[6] ibid
[7] Mohammad Adib,Filsafat
Ilmu;ontologi,Epistemologi, Aksiologi, dan logika Ilmu Pengetahuan
(Yogyakarta;Pustaka Pelajar,2010) 53
[8] JB. Blikolong, FILSAFAT
ILMU SEBUAH PENGANTAR, (Seri diktat kuliah) Universitas Gunadarma Jakarta,
….., Hal. 7
[9] Lukkisno CW, Pengantar
Filsafat Ilmu, Bahan Presentasi kuliah
Filsafat di Fak.Ushuluddin, Bandingkan dengan buku Tahu dan Pengetahuan
karangan Jujun S. Suriasumantri penerbit OBOR Jakarta.
[11] C. Verhaak dkk, FIlsafat Ilmu Pengetahuan,(Jakarta;
Gramedia, 1995) 107-108
3 komentar:
izin sedot yach gan,....
izin copy ya
izin copy ya
Posting Komentar